Kita tahu bahwa brosur adalah marketing tools standar yang sangat penting. Betapa pun sedang trend-nya teknologi digital saat ini, brosur tetap diperlukan untuk mempromosikan sebuah produk atau layanan jasa yang kita tawarkan. Hal ini disebabkan karena sifat brosur yang simple sehingga mudah dibawa dan disimpan.
Dalam kamus besar bahasa kita Indonesia brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Salah satu kelememahan brosur adalah sering diabaikan orang. Terkadang Setelah diterima, Brosur langsung dibuang. Agar cost produksi desain brosur kita tidak sia-sia, perlu memahami bagaimana cara membuat desain brosur yang tepat. Berikut ini saya berikan 7 langkah praktis cara membuat desain brosur sendiri yang bisa anda aplikasikan.
Langkah 1 : Tentukan Ide dan Konsep
Salah satu hal terpenting ketika kita akan membuat desain brosur sendiri adalah bisa menentukan ide dan konsep brosur hal ini berkaitan dengan target dan tujuan dari brosur ini. Kepada siapa brosur ini akan diberikan, tujuan dari penyampaian brosur ini, apakah sekedar awareness, info atau untuk mempengaruhi hingga eksekusi pembelian. Semua hal tersebut akan mempengaruhi konsep besar dari desain brosur yang sedang dibuat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menemukan ide dan konsep brosur adalah sebagai berikut:
Desain brosur untuk orang dewasa tentu berbeda dengan remaja atau anak-anak. Desain brosur untuk kalangan menengah bawah tentu berbeda dengan kalangan menengah atas. Desain brosur produk minuman tentu berbeda dengan produk elektronik. Berikut ini beberapa contoh kecil konsep desain untuk beberapa jenis brosur:
- Desain brosur rumah kecantikan : mengeksploitasi kewanitaan, cocok menggunakan warna dominan merah muda, lebih banyak menggunakan font “kurus” dan sans serif, visualisasi foto wanita atau siluet wanita di dalamnya
- Desain brosur makanan / rumah makan : Sebaiknya dominan warna merah karena warna merah bisa membangkitkan selera makan, gunakan fotografer profesional untuk memotret makanan yang akan dijual, selain merah, gunakan juga warna kuning atau coklat secara harmonis.
- Desain brosur rumah sakit / klinik kesehatan : Sebaiknya gunakan dominan biru / hijau / putih, tampilkan visualisasi orang yang sedang tersenyum (sebaiknya berpakaian medis) dan penuh kehangatan, perlihatkan bahwa orang yang akan menggunakan layanan medis di tempat kita akan memperoleh layanan terbaik.
- Desain Brosur perumahan : Sebaiknya menggunakan paduan dominan putih dan hijau. Hal yang dijual sebuah pengembang perumahan biasanya adalah asri, kembali ke alam, ketenangan, kebahagiaan. Dan itu cocok dengan filosofi warna hijau. Pastikan visualisasi 3D perumahan yang akan dijual diolah dengan sangat bagus sehingga mendekati aslinya. Untuk mempercantik, tambahkan ilustrasi pohon/tumbuhan dalam bentuk vektor.
Masih banyak contoh desain brosur lainnya. Hal yang pasti adalah, konsep ini harus sudah anda selesaikan di awal, agar langkah berikutnya lebih mudah.
Langkah 2 : Tentukan konten dan Isi
Dalam membuat desain brosur, konten adalah penyampai pesan utama. Oleh karena itu, anda harus menyiapkan dengan baik konten brosur anda. Ini dimulai dengan membuat mapping konten per bentangan hingga per panel. Jika kita membuat desain brosur lipat tiga, maka setiap lipatan itu bisa kita sebut sebagai panel. Silahkan lihat model brosur yang sejenis dengan produk atau layanan jasa anda atau anda bias browsing di internet.
Selanjutnya tentukan isi menyangkut naskah/teks, slogan, motto, gambar dan lain-lain untuk mengisi brosur anda
Langkah 3 : Persiapkan bahan
Langkah selanjutnya adalah mulai mencari bahan selengkap-lengkapnya. Pastikan semua kata-kata/naskah (copywrite) sudah lengkap. Jangan sampai pas eksekusi desain, kita masih memikirkan masalah konten, sebab itu akan mengganggu imajinasi visual kita. Cari semua foto/ilustrasi yang berhubungan/bisa memperkuat pesan dari brosur kita. Dalam mencari foto, ada baiknya anda menyiapkan foto dengan jumlah yang lebih banyak dari yang seharusnya dibutuhkan, hal ini agar pilihan kita bisa lebih banyak.
Termasuk dalam fase ini adalah mencari ide desain brosur ideal. Kita bisa browsing di internet desain-desain brosur terbaik untuk kita jadikan inspirasi. Namun ada baiknya tidak untuk kepentingan “plagiat”, hanya sebagai inspirasi saja. Di fase ini kita juga bisa mempelajari beberapa desain kompetitor. pelajari kelebihan dan kelemahan mereka untuk memperkuat desain brosur yang sedang kita buat.
Langkah 4 : Membuat Desain Brosur
Ini adalah langkah utama semua proses ini. Mulailah membuat eksekusi desain di depan komputer. Disinilah sense of art dan pemahaman akan ilmu komunikasi visual di uji. Bagaimana kita bisa mengharmonisai seluruh elemen visual dan konten agar bisa menghasilkan pesan yang tepat.
Buat kita yang tidak bekerja secara profesional di bidang desain, pencarian ide dari browsing di internet sebelumnya bisa sangat membantu hal ini. Inspirasi yang anda dapat, bisa digunakan sebagai acuan untuk membuat desain brosur sendiri. Pada fase ini juga biasanya ada yang namanya “inkubasi ide”. Sebuah fase dimana otak kita bekerja keras untuk mencari ide, hingga ketemu ide desain yang ideal menurut kita. Setelah fase inkubasi itu selesai, ide didapat, eksekusi desain adalah pekerjaan yang menyenangkan. Ide-ide mengalir deras seakan tidak bisa di stop. Sebagian orang sangat “enjoy” ketika fase ini. Bisa disebut “sakaw”nya desainer bagi yang profesional di bidang ini. Output dari langkah ke-4 ini adalah sebuah desain brosur yang sudah jadi.
Untuk para pemula yang memiliki keterbatasan tentang desain grafis, program yang digunakan dancara membuat desain yang tepat jangan khawatir anda dapat mendangi tempat percetakan yang menyediakan jasa setting.
Langkah 5 : Koreksi Desain Brosur Anda
Setelah desain brosur anda jadi, langkah langkah selanjutnya adalah mengoreksi hasil desain. Anda harus melihat kembali desain brosur yang sudah jadi. Dilihat lagi, lalu dilihat lagi dan terus sampai anda sudah merasa benar-benar sempurna. Ada hal-hal yang sepertinya kecil tetapi mempengaruhi keeleganan brosur, yaitu masalah spelling. betapa pun bagusnya desain brosur kita, kalau ada salah ketik, semua akan sia-sia. Jad pastikan anda mengecek semuanya hingga masalah kata-katanya.
Langkah 6 : Pilih bahan
Untuk mencetak brosur biasanya ada beberapa jenis kertas yang umum digunakan untuk mencetak brosur full color, dengan proses offset separasi. Berikut ini beberapa jenis kertas, ukuran lebar panjang serta gramatur atau berat kertas, yang biasa dipakai untuk mencetak brosur.
- Kertas HVS. Selain berwarna putih, jenis kertas ini juga ada yang berwarna warni dengan berat berpariasi ada yang 58 gr (60 gr), 70 gr, 80 gr, dan 100 gr. Di toko buku jenis kertas ini banyak dijual dalam ukuran jadi berupa A4, Folio (F4), double Folio dan A3. Namun jika di toko kertas, jenis kertas ini biasa dijual dengan ukuran lebar panjang 65 x 100 cm, dan 79 x 109 cm, dan kita bisa memintanya untuk dipotong sesuai keperluan, atau sesuai bidang cetakan yang kita inginkan.
- Art/matt paper. (biasanya, toko kertas di Bandung menyebutnya dengan kertas AP), jenis kertas ini berbeda dengan HVS. Jenis ini memiliki permukaan kertas licin pada kedua sisinya dan berwarna putih bersih. Sampul dan dalaman majalah full color, kalender dan poster biasanya banyak menggunakan jenis kertas ini. Kertas ini tidak tahan air, dan kalau terkena air akan lengket (nempel satu sama lainnya). Jenis kertas ini memiliki berat berpariasi mulai dari 100gr, 120gr, 150gr. Jenis inilah yang banyak dipakai untuk media brosur brosur. Selain ukuran berat tersebut, ada juga Art paper (atau art karton yang memiliki berat 190gr, 210gr, 230gr, 260gr, 310gr, dan 360gr. Ukuran kertas berat 190-360 grm ini banyak digunakan untuk paper bag, atau kemasan/duss.
- Art Karton. Bahan kertas ini sama seperti art paper, cuma gramasinya lebih tebal. Banyak digunakan untuk cetakan seperti kartu nama, katalog, co profile,brosur, dan cetakan lainnya yang membutuhkan kertas agak tebal. Umumnya setelah di cetak, bahan ini di lapisi laminating lagi (optional), supaya hasilnya lebih memuaskan. Gramasi yang umum dipakai 210gr , 230gr , 260gr , 310gr , 360gr.
- Duplex (coated). Bahan duplex ini gampang dibedakan dengan bahan lainnya. sisi depan putih, sisi belakangnya abu-abu. jadi yang dicetak cuma 1 sisi depan, bahan ini banyak digunakan untuk pembuatan box. karena harganya yang relatif murah dibandingkan bahan lainnya. Gramasi yang umum dipakai 250gr , 270gr , 310gr, 350gr, 400gr .
- CWb/duplex putih. Sama seperti duplex cuma bedanya bagian dalamnya putih,sehingga kelihatan lebih bersih. Banyak digunakan untuk box – box makanan. Gramasi yang umum digunakan 230gr, 250gr, 300gr.
- Ivory. Bahan ivory ini hampir sama seperti art karton, 2 sisinya putih, cuma ngak seputih art karton. Yang membedakan kalo art karton 2 sisinya licin. ivory cuma 1 sisi yang licin, mirip cwb cuma lebih halus cwb. Bahan ini juga banyak digunakan untuk box cosmetic, karena cukup tebal/kokoh. Gramasi yang umum digunakan 210gr, 230gr,250gr,270gr, 300gr,350gr.
- Samson Kraft. Warna kertasnya coklat muda, bahannya daur ulang, permukaannya kasar. Umumnya digunakan untuk kertas bungkus, namun karena kesannya klasik, jadi bahan ini juga banyak digunakan untuk pembuatan paperbag, hangtag, amplop folio, karena warna dasarnya coklat, umumnya dicetak 1-2 warna aja. Gramasi yang umum di gunakan 150gr , 220gr(kartoon).
- Bw/BC/Manila. Kertas ini ber-texture, biasanya digunakan untuk Stofmap, Kartu Stock barang. Terdapat berbagai warna. Biasanya gramasinya cuma tersedia 1 macam, misnya 210gr.
- Jasmine. Bahan jasmine ini banyak digunakan untuk membuat undangan pernikahan. kertasnya agak gliter-gliter. tersedia berbagai pilihan warna. Gramasinya umumnya cuma 2 ukuran tipis dan tebal.Corugated (gelombang). Sesuai namanya, corugated ini karton gelombang. (seperti box indomie, dibagian dalamnya ada gelombang). Box ini kalo di cetak, umumnya di tempel lagi, ada yang ditempel pake duplex, kraft atau hvs. Jadi kalo dicetak fullcolor , dicetak dulu di bahan lain baru nanti di tempel. untuk ketebalannya bahan ini dikategorikan B flute (gelombang besar ) & E flute (gelombang kecil).
Itulah beberapa jenis kertas yang biasa digunakan untuk pembuat brosur dan masih banyak lagi jenis kertas yang bisa digunakan sesuai keperluan dan biaya yang disediakan.
Langkah 7 : Pilih Mesin Cetak
Banyak jenis mesin cetak yang dapat digunakan untuk mencetak brosur, tinggal anda tentukan dan pilih mesin yang sesuai dengan keinginan dan anggaran anda. Silahkan anda datang ke tempat percetakan.
Hal yang harus diperhatikan adalah jenis brosur anda apakah full colour/sparasi atau hanya 1 atau 2 warna, ukuran brosur dan areal cetak mesin karena kita ketahui, bahwa ada banyak mesin offset dengan beragam ukuran yang tersedia di pasaran, ataupun jika anda menggunakan jasa percetakan, tiap percetakan kadang memiliki mesin yang berbeda ukurannya.
Inilah beberapa type diantanya, berdasarkan ukuran kertas dan area cetak maksimal yang umum ditemukan :
- GTO 46 ( 38,1 x 45,7 ) , Ukuran kertas maksimal 32 x 46. Area cetak 31 x 45
- GTO 52 ( 40 x 51 ), Ukuran kertas maksimal 36 x 52. Area cetak 34 x 50
- SOR M ( 61,5 x 72,4 ), Ukuran kertas maksimal 52 x 74. Area cetak 51 x 72
- SOR D ( 71,5 x 91,5 ), Ukuran kertas maksimal 71,5 x 91,5. Area cetak 70 x 90
- SOR S ( 77 x 1030 ), Ukuran kertas maksimal 70 x 100. Area cetak 69 x 98
- OLIVER 46, Ukuran kertas maksimal 33 x 48. Area cetak 32 x 47
- OLIVER 52, Ukuran kertas maksimal 36 x 52. Area cetak 34 x 50
- OLIVER 58, Ukuran kertas maksimal 44 x 58, Area cetak 42 x 56
- OLIVER 72, Ukuran kertas maksimal 50 x 70. Area cetak 48 x 68
- RYOBY 48, Ukuran kertas maksimal 35 x 48. Area cetak 33 x 46
- RYOBY, Ukuran kertas maksimal 48 x 65. Area cetak 46 x 63
Disamping ukuran yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada ukuran lainnya. Misalnya saja jika anda hanya memerlukan jasa cetak seukuran HVS A4 atau Folio dengan hanya satu atau 2 warna saja, mungkin akan lebih efektif menggunakan mesin cetak yang lebih kecil misalnya mesin TOKO. Mesin toko ini bisa mencetak dengan lebar kertas maksimal 36 x 26 cm. Namun untuk gambar full color (separasi), menggunakan mesin cetak TOKO akan kurang maksimal hasilnya.