Esensi merupakan kata yang sering kita gunakan dalam percakapan kita
sehari-hari, kata ini sangat mudah untuk difahami secara bahasa dan juga
istilah, akan tetapi dalam aplikasinya terkadang kita bingung menentukan mana
yang disebut esensi? Atau hal-hal yang bersifat esensial dari suatu kondisi, keputusan,
kebijakan, pekerjaan, prilaku dan lain-lain.
Pernahkah anda mendengar ungkapan “Mana yang lebih dahulu ayam apa
telor?” Apa esensinya menurut anda?
Mungkin saja kita berfikir “gak esensial banget seh”.
Urgensi dari ungkapan tersebut bisa jadi tentang eksistensi yang
membutuhkan metode berfikir logis untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Atau pernahkah anda mendengar ungkapan yang lain misalnya; “mana yang
lebih esensial ekonomi atau pendidikan”.
Ya… kayaknya yang lebih esensial sih ekonomi, miskinnya
pendidikan…. He..he..he..
Dengan ekonomi yang cukup kita bisa menempuh pendidikan yang tinggi,
tapi pendidikan yang tinggi tidak bisa menjamin ekonomi yang cukup.
Sebelum kita bahas lebih rinci ada baiknya kita fahami terlebih dahulu
makna kata esensi tersebut berdasarkan literature yang formal.
Esensi yang berasal dari katan essence yang menurut kamus
Longman berarti the most basic and important quality of something,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang
artinya hakikat; inti; hal yang pokok. Contoh penggunaannya adalah: Esensi
pertikaian atara kedua tokoh itu ialah pertentangan ideologi
Sedangkan esensial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan:
perlu sekali; mendasar; hakiki. Contoh penggunaannya sebagai berikut: makanan adalah sesuatu yang esensial untuk
hidup manusia
Mau tahu lebih banyak tentang esensi? Silahkan amati gambar dibawah
ini!
Dari gambar diatas kita dapat melihat garis merah yang menguraikan
makna dari esensi itu sendiri, yaitu Hakikat, dasar, inti, sari, pokok,
penting, ekstrak dan konsentrat.
Jika kita urai maknanya, maka kata-kata tersebut memiliki pengertian yang sama namun konteks dan penggunaannya bisa saja berbeda-beda maka itulah yang disebut esensi.
Maka kesimpulanya adalah segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar,
inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu
disebut esensi.
Bagaimana cara penerapannya?
Dalam kehidupan nyata esensi dari segala sesuatu baik perkataan,
perbuatan, pemikiran, ketetapan kondisi dan lain-lain akan berbeda-beda tergantung
sudut pandang masing-masing orang. Sudut pandang tersebut dipengaruhi oleh
beberapa aspek antara lain pemahaman, pengetahuan, keilmuan, strata social,
budaya, metode berfikir, logika dan lain-lain.
Sebenarnya manusia akan memiliki pandangan yang
sama jika potensi yang diberikan oleh sang maha pencipta Allah SWT digunakan.
Potensi tersebut adalah: Pandangan, pendengaran, hati dan akal.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita sekalian.